Nggak Bayar, Ini Tempat Belajar Sampe Muntah

Ruslan
6 min readAug 23, 2022

--

Photo by Desola Lanre-Ologun on Unsplash

Bagi yang mengikuti saya di instagram @ruslanovic.id , mungkin sekilas sudah pernah melihat postingan tentang sumber belajar gratis yang bisa diakses siapapun. Apalagi kalo bukan Youtube, salah satu platform video yang dikelola oleh Google.

Sangking hebatnya Youtube, kadang kita tidak lagi menggunakan mesin pencari untuk mencari sesuatu. Sebab bisa dipastikan Youtube menyajikannya. Apalagi dengan bentuk audio visual yang lebih unggul ketimbang blog.

Ada suatu waktu, saya mengalami masalah dengan mesin pompa air. Tak lama setelahnya teman saya, seorang teknisi datang untuk mengecek setelah saya mengabarinya. Ketika dia melihat masalah pada pompa tersebut, ternyata dia juga belum menemukan kasus yang seperti itu. Untuk sementara dia tidak tahu cara memperbaikinya

Rupanya, sambil membuka HP, ia mengetik di mesin pencarian Youtube untuk menemukan solusi masalah pada pompa itu. Dalam sepersekian detik, video-video tentang kasus yang sama dengan pompa saya keluar. Setelah ditontonnya, diikuti petunjuk setiap step, pompa itu berhasil dibetulkan. Ternyata youtube pun membantu para teknisi pompa.

Sejujurnya ini bukan rahasia umum, sebab memang kebanyakan orang sudah tahu tentang seberapa besar peran Youtube bagi kehidupan.

Namun, ada tanda tanya dikepala saya, sebegitu lengkap Youtube menyajikan apa yang dibutuhkan tiap orang, kok masih ada orang yang kesulitan untuk menguasai sebuah skill? Padahal tinggal search dan belajar. Tapi tidak, hanya sebagian kecil yang benar-benar mengefektifkan Youtube untuk pengembangan dirinya. Sisanya kebanyakan mengkonsumsi hiburan

Dalam project daily habit yang saya jalankan, saya mencoba belajar secara terstruktur via Youtube supaya berdampak hingga ke tingkat skill.

Setelah beberapa bulan saya jalankan, ternyata sangat berpengaruh. Fokus dan konsen belajar saya pada skill tertentu meningkat, tanpa harus kursus online berbayar, cukup dengan Youtube yang gratisan. Walaupun tetap tidak dipungkiri, masih banyak konten-konten sampah dengan modal judul yang clickbait doang.

Tapi balik lagi, sumber daya konten yang bermutu juga tidak kurang. Tinggal bagaimana kita memfilter konten-konten tersebut, sambil secara konsisten menonton dan mempraktekkannya.

Disini, saya coba membagikan tips, memaksimalkan youtube untuk pengembangan diri kita. Profesi apapun kita, interest apapun yang mau dibangun semua bisa dikembangkan dengan beberapa pola yang sudah saya praktekkan ini.

  1. Tentukan dulu, apa yang mau kita pelajari

Ini penting, supaya kita bisa fokus. Ilmu yang mendalam pada sebuah bidang lebih baik daripada kita mengetahui banyak bidang ilmu tapi hanya dilevel permukaan. Misalnya, dari awal saya pengen banget mengenal Optimasi Instagram lebih dalam. Maka saya hanya belaja seputar instagram saja, tidak mencampur-campur dengan pelajaran lain.

2. Cari Konten yang relevan dengan bidang yang mau dipelajari, kemudian buat playlistnya. Untuk tahap ini, bagi yang masih awam bisa mengikuti step by step berikut

a. Cari dipencarian, hal yang pengen kamu pelajari lebih dalam

b. Konten-konten yang menurutmu bagus untuk dipelajari, langsung aja dibuat playlistnya, ada dititik tiga sebelah kanan atas “Save to playlist”

c. Pilih Tombol plus untuk buat playlist baru

d. Buat Nama Playlistnya, privasinya silahkan atur sendiri, untuk pribadi atau publik

e. Dibagian kiri youtube, kita bisa lihat playlist yang sudah dibuat

f. Ketika playlist tersebut dipilih, kita bisa melihat video apa saja yang sudah ada di playlist tersebut

g. Untuk memasukan konten lain ke dalam playlist tersebut, kita bisa mengulangi tahap-tahap sebelumnya.

h. Ketika sudah memilih “save to playlist” kita langsung bisa menchecklist playlist yang sudah dibuat sebelumnya.

i. Ketika kembali ke konten-konten playlist, video pun sudah bertambah. Dan ditahap ini, kita bisa mengumpulkan sebanyak mungkin video untuk ditonton dalam sebuah playlist yang sama, sehingga tidak perlu repot-repot mencari lagi dipencarian.

3. Bangun Habit menonton HANYA 5 MENIT per hari

Meski sudah banyak dikumpulkan video yang akan ditonton. Bukan berarti pekerjaan sudah selesai, malah tantangan sebenarnya ada pada habit yang akan dibentuk berikutnya.

Jika ada 100 video yang sudah dikumpulkan dalam sebuah playlist, tentu bukan tugasnya hanya mengumpulkan tapi ditonton dan dipraktekkan, dan perkara menonton ini bukan hal yang gampang, apalagi jika jenis videonya adalah edukasi yang biasanya rada membosankan.

Makanya dalam memprogram agar menonton video edukasi ini berjalan baik. Jangan menargetkan nonton 1 video per hari, sebab bisa jadi ada video yang pendek dan ada yang panjang. Tapi batasi hanya 5 menit saja. Artinya jika ada sebuah video berdurasi 15 menit, maka kita akan menghabiskan video tersebut selama 3 hari.

5 menit adalah durasi yang singkat, sehingga target akan lebih mudah dicapai. Sebab, yang diharapkan dari program ini adalah kebiasaan yang berkelanjutan sehingga akan sangat banyak yang bisa dipelajari jika sudah menjadi kebiasaan. Namun jika fokus pada hasil, kita hanya akan bertahan pada beberapa video saja. Sisanya akan menjadi playlist usang yang tidak pernah ditonton.

Diawal-awal, meski kita sanggup menonton lebih, saran saya tetap berhenti ketika sudah 5 menit. Supaya, alam bawah sadar kita merekam bahwa aktifitas menonton tersebut bukanlah hal yang sulit. Sehingga akan mudah dilakukan terus menerus kedepan.

4. Follow Up Tontonan

Supaya lebih menguatkan lagi, apa yang sudah ditonton sebisa mungkin untuk di eksekusi menjadi usaha kongkret. Meski saya pribadi juga belum maksimal untuk follow up materi yang ditonton. Tapi memang merealisasi apa yang sudah dilihat sudah pasti akan sangat mengokohkan ilmu yang didapat.

Pada step membiasakan menonton 5 menit saja, saya sudah banyak mendapat manfaat tiap tontonan, sebab meski belum tataran eksekusi langsung, tapi mindset dan informasi yang saya dapat dari konten tersebut membuat langkah yang saya kerjakan lebih tertata dan mengarah lebih baik.

Beberapa follow up yang bisa dikerjakan setelah menonton diantaranya :

  1. Menulis review materi, buat poin-poin pentingnya, buat dalam sebuah catatan khusus
  2. Buat list action plan, yang bisa langsung dikerjakan, supaya materi-materi yang membutuhkan praktek, bisa segera dicoba.
  3. Menulis Buku, dari kumpulan review dan list action plan yang sudah dibuat, kita perlu memvalidasinya sehingga mengetahui mana yang bekerja dan mana yang tidak. Materi yang kita tonton akan membentuk asumsi, asumsi kemudian di eksperimenkan, maka munculah kesimpulan. Sehingga dari kumpulan step pola tersebut kita bisa merekamnya dalam sebuah tulisan yang ujungnya menjadi sebuah buku

Tiga poin diatas masih menjadi PR saya pribadi, tapi jika kamu mungkin mempraktekkannya lebih dulu, tentu tidak masalah. Terkhusus poin ketiga adalah ide besar yang juga bukan pekerjaan gampang. Jadi paling tidak, selesaikan dulu proses pembentukan habitnya dengan rutin menonton Youtube.

--

--

Ruslan
Ruslan

Written by Ruslan

Lebih banyak belajar tentang pembentukan kebiasaan dan produktifitas

No responses yet